SOAL 1 (40%) PT CITRA WANGI memproduksi aromaterapi yang dijual dengan harga Rp 100.000 per unit dan penjualannya dilakukan secara kredit. Perusahaan menerapkan sistem biaya standar dengan metode FIFO untuk perhitungan biaya produksi dan penilaian persediaannya. Semua penyimpangan biaya produksi yang terjadi dibebankan ke dalam harga pokok penjualan pada setiap akhir periode. Berikut ini adalah data yang diperoleh selama tahun 2020: Biaya standar per unit produk: Bahan langsung3 kg @ Rp 15.000 per kg Upah langsung 2 jkl @ Rp 5.000 per jkl BPTL - variabel BPTL tetap 2 jkl @ Rp 3.000 per jkl 2 jkl @ Rp 6.000 per jkl JKL yang dianggarkan tahun 2020 adalah 8.000 JKL T idak ada persediaan bahan langsung dan barang dalam pengerjaan pada awal dan akhir periode. Selama tahun 2020, pembelian bahan langsung yang semuanya dilakukan secara kredit adalah 11.800 kg dengan nilai Rp 177.590.000. Persediaan barang jadi pada awal dan akhir periode masing-masing berjumlah 150 unit dan 250 unit, sedangkan jumlah penjualannya mencapai 3.750 unit. BPTL yang terjadi sebenarnya selama 2020 berjumlah Rp 75.000.000. Dari jumlah tersebut, Rp 25.000.000 bersifat variabel. Pada akhir 2020 diketahui: labor efficiency variance Rp 500.000 (favorable); direct labor variance Rp 880.000 (favorable) dan volume variance RPI .800.000 (unfavorable). Diminta : 2. 3. 4. Berapa biaya produksi standar per unit botol aromaterapi? Berapa jam kerja langsung aktual dan tarif upah langsung aktual ! Analisislah seluruh penyimpangan biaya produksi yang terjadi (8 varian) ! Menghitung dampak dari penyimpangan biaya produksi tersebut terhadap Harga Pokok Penjualan dan Laba Operasional (meningkat / menurun) ?